Dahan kering akan patah sendiri,
tetapi tidaklah ini berarti dahan kering tidak berguna
Saya makan di bawah rindangnya pepohonan, di iringi oleh kicau burung, dan di dapan saya terlihat megahnya gunung merbabu. Sungguh indah ! dan suasana semakin indah karena sambutan warga desa yang ramah.
Hati saya tersentuh dan menyadari bahwa saat ini saya berada jauh dari sanak saudara, dan tinggal di desa yang sebelumnya tidak saya kenal. Tetapi warga desa sangat ramah dan akrab dengan saya, bahkan ada kakek-kakek yang secara sukarela mengambilkan makanan untuk saya, menawari saya minum, dan sewaktu saya minta air kelapapun juga diambilkan oleh si Kakek. Si kakek melayani saya seperti layaknya seorang kakek dengan cucunya.
Perbuatan kakek ini menyadarkan saya, betapa selama ini saya justru sering mengacuhkan Paman saya ! Tidak terasa mata saya berkaca-kaca. Saya teringat dengan Paman yang sudah saya anggap benalu di keluarga, dan selalu saya katakan kepada Papa untuk mengirim Paman ke panti jompo karena sudah tua, sakit-sakitan dan saya anggap merepotkan keluarga saja.
Paman adalah saudara sepupu ayah saya. Sejak kecil, paman saya tidak mempunyai orangtua dan diasuh oleh keluarga kami dan dianggap anak sendiri. Oleh karena ibu Paman adalah kakak dari Nenek saya, maka secara adat, paman adalah kakak Papa meskipun usianya hanya terpaut beberapa bulan. Paman saya dulunya bekerja sebagai akunting di sebuah perusahaan, dan dia menikah tanpa dikaruniai anak. Meninggalnya Bibi membuat Paman terpukul. Hidupnya kacau, paman menjadi perokok, dan mulai sering tidak masuk kerja sehingga akhirnya Paman kehilangan pekerjaannya. Oleh karena hidupnya semakin tidak terurus,
Papa berinisiatif untuk mengajak Paman tinggal di rumah kami. Selama tinggal di rumah, tidak banyak yang Paman lakukan, dan kerjanya hanya melamun sambil merokok. Sampai pada akhirnya, Paman mulai sakit dan dokter mendiagnosa bahwa Paman menderita TBC. Karena takut tertular TBC, maka Papa meminta kami semua untuk tidak menggunakan gelas yang sama paman, dan Paman mendapat gelas, piring, sendok, dll untuk dia pakai sendiri. Kami juga mulai menjaga jarak dengan Paman. Meskipun diobati, penyakit Paman bertambah parah karena dia tetap tidak menghentikan kebiasaannya merokok.
Supaya Paman dapat dirawat dengan baik, Papa ingin membawa paman berobat di rumah sakit, dan ditolak oleh paman. Papa akhirnya memperkerjakan perawat khusus untuk merawat paman. Usia paman tidak lama, dan akhirnya setelah satu tahun kemudian, Paman-pun meningal dunia.
Menjelang akhir hayatnya, Paman mewariskan semua tabungannya ke sebuah Yayasan Sosial, dan dia meninggalkan wasiat untuk mendonorkan organ tubuh yang masih berfungsi dan normal kepada yang membutuhkan.
Dahan yang kering tetap bermanfaat, jangan pernah membuangnya
tetapi tidaklah ini berarti dahan kering tidak berguna
Saya makan di bawah rindangnya pepohonan, di iringi oleh kicau burung, dan di dapan saya terlihat megahnya gunung merbabu. Sungguh indah ! dan suasana semakin indah karena sambutan warga desa yang ramah.
Hati saya tersentuh dan menyadari bahwa saat ini saya berada jauh dari sanak saudara, dan tinggal di desa yang sebelumnya tidak saya kenal. Tetapi warga desa sangat ramah dan akrab dengan saya, bahkan ada kakek-kakek yang secara sukarela mengambilkan makanan untuk saya, menawari saya minum, dan sewaktu saya minta air kelapapun juga diambilkan oleh si Kakek. Si kakek melayani saya seperti layaknya seorang kakek dengan cucunya.
Perbuatan kakek ini menyadarkan saya, betapa selama ini saya justru sering mengacuhkan Paman saya ! Tidak terasa mata saya berkaca-kaca. Saya teringat dengan Paman yang sudah saya anggap benalu di keluarga, dan selalu saya katakan kepada Papa untuk mengirim Paman ke panti jompo karena sudah tua, sakit-sakitan dan saya anggap merepotkan keluarga saja.
Paman adalah saudara sepupu ayah saya. Sejak kecil, paman saya tidak mempunyai orangtua dan diasuh oleh keluarga kami dan dianggap anak sendiri. Oleh karena ibu Paman adalah kakak dari Nenek saya, maka secara adat, paman adalah kakak Papa meskipun usianya hanya terpaut beberapa bulan. Paman saya dulunya bekerja sebagai akunting di sebuah perusahaan, dan dia menikah tanpa dikaruniai anak. Meninggalnya Bibi membuat Paman terpukul. Hidupnya kacau, paman menjadi perokok, dan mulai sering tidak masuk kerja sehingga akhirnya Paman kehilangan pekerjaannya. Oleh karena hidupnya semakin tidak terurus,
Papa berinisiatif untuk mengajak Paman tinggal di rumah kami. Selama tinggal di rumah, tidak banyak yang Paman lakukan, dan kerjanya hanya melamun sambil merokok. Sampai pada akhirnya, Paman mulai sakit dan dokter mendiagnosa bahwa Paman menderita TBC. Karena takut tertular TBC, maka Papa meminta kami semua untuk tidak menggunakan gelas yang sama paman, dan Paman mendapat gelas, piring, sendok, dll untuk dia pakai sendiri. Kami juga mulai menjaga jarak dengan Paman. Meskipun diobati, penyakit Paman bertambah parah karena dia tetap tidak menghentikan kebiasaannya merokok.
Supaya Paman dapat dirawat dengan baik, Papa ingin membawa paman berobat di rumah sakit, dan ditolak oleh paman. Papa akhirnya memperkerjakan perawat khusus untuk merawat paman. Usia paman tidak lama, dan akhirnya setelah satu tahun kemudian, Paman-pun meningal dunia.
Menjelang akhir hayatnya, Paman mewariskan semua tabungannya ke sebuah Yayasan Sosial, dan dia meninggalkan wasiat untuk mendonorkan organ tubuh yang masih berfungsi dan normal kepada yang membutuhkan.
Dahan yang kering tetap bermanfaat, jangan pernah membuangnya
No comments:
Post a Comment